Semoga untuk yang Terakhir Kalinya

Some space to be alone at office



Aku lelah,

Dan aku menyerah.

Aku mengakui diri ini kalah dengan bayang-bayangmu yang masih setia menghampiri.

Aku mengakui diri ini belum bisa melupakan segala hal baik yang pernah kita lalui.

Aku mengakui, perasaan ini tertinggal dan masih sama dan belum pernah berubah.

Aku kalah.

Dan segala usaha yang kulakukan semuanya sia-sia belaka.






Kau datang lagi 
Kembali membawa kenangan lama yang sudah mati-matian kulupakan
Kau datang lagi 
Sekadar menyapa 
Menanyakan apa kabarku 
Bagaimana hidupku


Karena sejauh apapun langkah ini melakukan pelarian,

Sekeras apapun aku mencoba untuk melupakanmu,

Sekuat apapun usahaku untuk mengenyahkanmu dari pikiran,

Sesibuk apapun pekerjaan dan kegiatanku di sini, 

Segala hal yang sudah aku lakukan, semuanya tetap akan kembali ke kamu.

Segala kenangan dan hal baik tentangmu akan kembali menyerang dan menyerbuku.

Ternyata aku masih selemah itu.

Aku tidak sekuat yang dikatakan teman-temanku. 

Aku masih lemah, aku masih kalah. 

Terlebih jika itu berhubungan tentang kamu. 

Dan seketika, aku merasa tersesat, aku tidak tahu ke mana harus pergi.

Adakah tempat dan ruang yang tidak ada kamu di dalamnya?


Apa kabarmu?
Masihkah luka itu
Yang membawa kamu ke sini
Tuk menekan hatiku lagi


Tidak, aku tidak akan menyalahkanmu soal apa yang aku rasakan hingga saat ini.

Aku tahu, aku belum menuntaskannya untuk diri sendiri.

Aku tahu, aku memang tidak pernah mudah untuk melupakan seseorang yang pernah mengisi hati.

Kamu bukan yang pertama, meski kuakui, melupakanmu lebih sulit dan menyiksa dibandingkan yang lainnya.

Tidak, aku tidak akan menyalahkanmu, aku memang begini adanya, selalu mencintai sesuatu terlalu dalam dan sulit untuk melepaskannya.

Aku sadar, sampai sekarang ini aku memang belum baik-baik saja, atau mungkin tak akan pernah baik-baik saja.

Aku sadar, aku belum sembuh total dari luka yang masih terus kuusahakan untuk memulihkannya.

Aku sadar, hati ini masih mengarah kepadamu, memerhatikan dan memedulikanmu dari kejauhan.

Ketahuilah, aku sudah mencoba berbagai cara untuk melenyapkanmu dan menyembuhkan hati ini, tapi semuanya tak berguna.

Semuanya tak berhasil, semuanya percuma.

Kamu tetap terpikirkan, meski aku tidak ada niatan untuk melakukannya.

Kamu tetap ada, meski aku tidak mengharapkannya.

Kamu tetap di sini, meski aku tidak menginginkannya.

Kau ke mana saja?
Setenang apapun 
Hidupku masih selalu ada 
Ruang hati untuk kamu

Yang tersisa sekarang hanyalah aku yang masih terus tenggelam dengan kesedihan ini.

Rasa dan rindu yang tertinggal masih sama seperti sedia kala.

Yang tersisa sekarang, rasa trauma yang mendalam untuk mencoba membangun hubungan baru.

Yang tersisa sekarang, rasa takut dan kehilangan kepercayaan terhadap apapun yang berhubungan dengan perasaan.

Yang tersisa sekarang, air mata yang belum kering untukmu.

Yang tersisa sekarang, rasa lelahku yang berjuang mati-matian melepaskan diri ini dari kamu dan berjuang terlihat bahagia dan baik-baik saja di depan teman-temanku.

Yang tersisa sekarang, doa yang masih sama untuk kamu yang jauh di sana.

Yang tersisa sekarang, hanyalah hati yang sudah mati dan tak lagi merasakan hangatnya mentari
maupun rasa dari orang-orang di sekitar.

Hati ini hampa dan kembali menutup dirinya lagi dari apapun yang akan terjadi di masa depan.

Hati ini kembali dingin, apatis, dan kembali lagi tidak percaya dengan yang namanya cinta.

Hati ini sudah benar-benar mati.

Seperti mati segan hidup tak mau.

Kosong dan tak terasa apa-apa.

Salah memang bila menyesal 
Ternyata sulit tuk lupakanmu 
Maaf mungkin kau bosan mendengar 
Maaf tapi sungguh aku menyesal

Maaf jika segala tulisanku masih tentang kamu.

Maaf jika hal itu masih terus membuatmu merasa terganggu.

Aku sendiri tak tahu apa yang nantinya bisa membuatku sembuh dan melupakan segala hal tentang kamu.

Aku tak tahu apa yang sedang Tuhan rencanakan dalam hidupku, hingga sosokmu masih terus ada di relung pikiranku.

Aku tak tahu, dengan cara apa lagi agar aku bisa terbebas darimu.

Aku juga tak tahu berapa lama aku akan terus merasakukan hal yang sama seperti ini, meski aku sudah berusaha sekeras mungkin untuk menghindarinya.

Semua yang coba kulupakan 
Kini hadir kembali 
(datang lagi, mengapa sulit tuk lupakanmu semua kenangan kau dan aku)

Mungkin pasrah dan menerima segala rasa yang menyerbu adalah cara terbaik untuk sembuh.

Mungkin berhenti berusaha sekeras apapun untuk melupakanmu adalah cara termudah untuk dilakukan sekarang.

Mungkin dengan tetap merasakan sakit dan rindu yang sering kali hadir adalah cara perlahan untuk bisa menghabiskan semua rasa itu nantinya.

Mungkin dengan tetap membiarkan diri ini menangis tiap kali sedih dan mengingatmu, adalah cara untuk membuat aku melepaskan segala rasa yang ada.

Mungkin saat ini takdirku memang merasakan kepahitan dulu dari apa yang sudah terjadi.

Mungkin saat ini belum saatnya aku untuk lupa akan indahnya sosokmu dan kenangan kita.

Mungkin aku memang harus jatuh bangun dulu untuk nantinya bisa lebih menghargai lagi kehadiran seseorang dalam hidupku.

Mungkin waktu yang akan membantuku untuk tak lagi memikirkanmu.

Mungkin tetap menyimpanmu dalam hati tapi tidak dalam hidupku adalah cara yang bisa sedikit menghiburku.

Dan aku juga tidak akan meminta atau menuntut apa-apa lagi dari kamu.

Aku tidak mengharapkan kita bisa mengulang lagi hal-hal yang kemarin yang sudah terjadi.

Aku juga tidak tahu apakah kamu akan membaca tulisan ini.

Melihatmu tetap ada di sekitarku meski jauh, sudah cukup bagiku.

Memedulikan dan memerhatikanmu dengan caraku, sudah cukup bagiku.

Mendoakanmu dari sini agar hidupmu lebih baik, sudah cukup bagiku.

Mengetahui kabar dan kamu baik-baik saja, sudah cukup bagiku.

Menjadi seperti kita yang sekarang ini, sudah cukup bagiku.

Tak lagi menjadi pemeran utama dan aku tak ada lagi ada di hatimu juga tak mengapa bagiku.

Karena saat ini, yang kuminta kepada Tuhan adalah, aku ingin sembuh.

Aku tak ingin merasa tersiksa lagi dengan rasa yang masih ada.

Aku tak jatuh lagi dan pikiran terus kembali padamu.

Aku tahu, kita sudah hidup masing-masing dan sudah semestinya bahagia meski tak lagi bersama.

Tak apa, mungkin memang ini jalan yang harus aku lalui.

Jatuh cintalah selagi bisa, karena aku sendiri tak tahu apakah aku bisa membuka hati lagi setelah ini.

Berbahagialah, meski bukan aku alasannya.

Semoga hidupmu dan hidupku menjadi jauh lebih baik lagi setelah apapun yang kita lalui beberapa waktu yang lalu.

Baik-baik di sana, aku masih orang yang sama seperti pertama kali kamu kenal.

Aku masih menjadi pendengar yang baik bagi siapapun seperti pertama kali kita dekat.

Aku masih orang yang mudah tertawa dengan hal-hal sederhana dan bercandaan receh sekalipun.

Aku masih orang yang sama sampai kapanpun.

Yah, sampai kita bertemu lagi entah kapan dan entah ada lagi kesempatan untuk itu.

Jaga diri, tetap jadi orang baik di mana pun kamu berada.

Dan semoga, tulisan ini untuk yang terakhir kalinya tentang kamu.

Salam,

NBRP.
Surakarta, 22 Juli 2018, 12.03 AM.
(The song belongs to Tulus - Kau Datang Lagi)

Komentar

Postingan Populer