Carousel Concert Yogyakarta 2020

Cr: Kolase/Instagram @carouselconcert

Waw, delapan bulan sudah saya nggak nulis apa-apa di blog.

Semua gara-gara Corona!

Gimana enggak, karena Virus Corona, saya harus belajar lagi beradaptasi dengan kebiasaan baru di hidup karena adanya virus bedebah ini. 

Saya harus bisa bekerja dengan peralatan seadanya di rumah karena terlalu takut untuk work from office, saya harus bisa mengakali rutinitas sehari-hari yang luar biasa bikin saya bosan dan mati gaya karena di rumah terus-terusan, saya harus bisa mengontrol emosi dan kesehatan mental saya karena sejak awal pandemi hingga detik ini, saya belum kembali kontrol ke psikiater saya karena beliau di Solo sementara saya work from home-nya di Semarang.


Awal-awal pandemi adalah neraka bagi saya, segala kebiasaan yang biasa dilakukan sebelum adanya Virus Corona itu tiba-tiba menghilang dan cukup membuat saya bener-bener merasa exhausted secara fisik maupun mental. Apalagi saya terpaksa lepas obat karena mau nyari psikiater di Semarang pun saya juga udah terlalu takut dan paranoid dengan keberadaan virus ini. 

Hal lain yang membuat saya lebih menggila stresnya adalah, asupan nonton konser yang selama ini menjadi salah satu terapi terbaik saya sementara tidak bisa diselenggarakan dulu lagi-lagi karena virus bangsat ini. Saya juga nggak bisa leluasa bertemu dengan teman-teman kantor maupun teman lama, nggak bisa nongkrong dan makan di luar, nggak bisa nonton bioskop, nggak bisa leluasa naik pesawat atau pun kereta dan tak bisa lagi mencintainya.

Tapi seiring berjalannya waktu, akhirnya perlahan saya bisa mengikuti dan beradaptasi dengan cara hidup yang baru ini. Saya bisa berdamai dengan diri sendiri dan paling penting adalah menerima keadaan yang memang sedang tidak baik-baik saja ini. 

Maka dari itu saya memutuskan untuk kembali menulis blog lagi setelah menerima semua kekacauan yang terjadi selama delapan bulan belakangan ini, meski tahun 2020 adalah tahun terberat dan terbangsat yang saya rasakan, masih ada beberapa kenangan yang patut saya abadikan di blog dan sayang untuk dilewatkan begitu aja.

Salah satunya adalah konser fisik pertama dan terakhir yang saya tonton di tahun 2020 ini. Mengingat konser ini, rasanya campur aduk, ya bersyukur, ya senang, ya sedih.

Sedih, karena setelah itu, rencana saya nonton konser-konser selanjutnya amblas hilang begitu aja karena semua konser-konser dibatalkan demi kesehatan. 

Bersyukur karena sebelum pandemi sempet ngerasain nikmatnya konser langsung yang bisa bertatap muka sama musisi kesayangan, bisa ngerasain desek-desekan dan keringat berkolaborasi dengan ketek penonton lainnya. 

Dan yang paling membuat saya bersyukur adalah, saya menonton konser ini bersama orang-orang tersayang saya yang sebelumnya memang punya rencana untuk liburan bareng tapi selalu bentrok dengan jadwal masing-masing. 

Saya bersyukur, sebelum menghadapi pandemi, saya bisa berbagi kebahagiaan dan menghabiskan waktu bersama mereka. 

***
Tiket Carousel Concert ini bahkan saya beli jauh-jauh hari sebelum konser digelar. 

Konser diadakan di bulan Februari 2020, tapi saya sudah membeli tiket sejak Desember 2019. Saya nggak mau kelewatan konser ini karena di situ dua musisi kesayangan saya bakal manggung di satu acara, siapa lagi kalo bukan Tulus dan Kunto Aji. Bagi saya yang bucin, ini sungguhlah momen yang berharga bisa melihat mereka bernyanyi di satu acara yang sama.

Hingga akhirnya rencana pun berkembang, yang awalnya saya kemungkinan bakal nonton konser ini bareng temen-temen fanbase Teman Tulus Solo, berubah menjadi nonton bareng temen-temen admin official fanbase Teman Tulus dari beberapa regional. Ada yang dari Bali, Jogja, Surabaya, dan Solo.

Sebelumnya, saya dan temen-temen admin ini memang sudah punya rencana mau liburan bareng di suatu tempat. Sudah merencanakan sejak awal tahun 2019, tapi selalu bentrok dengan kesibukan masing-masing . Hingga akhirnya kami kompak untuk mencoba mengosongkan kesibukan di bulan dan hari yang sama. Setelah sering berdiskusi, akhirnya ketemu di bulan Februari 2020. 

Makin semangat karena ternyata Abang Tulus ada jadwal manggung di Jogja di bulan Februari, akhirnya diputuskan untuk liburan di Jogja sekaligus nge-gigs bareng-bareng lagi. 

***

Hari-H, Jumat, 7 Februari 2020 

Hari yang dinanti saya dan temen-temen admin Teman Tulus pun akhirnya datang. 

Saya baru ke Jogja di hari Jumat siang karena masih ada beberapa pekerjaan yang masih harus saya selesaikan terlebih dahulu di Solo.

Sementara Moyo admin Solo, Desok admin Surabaya, dan Arlando admin Bali sudah sampai di rumah Vina, (mantan) admin Yogyakarta. Belum komplit karena masih ada saya dan Iik yang belum nyampe di Jogja. 

Sekitar pukul 13.00 WIB, kami berlima bisa kumpul di hotel yang sudah kami pesan, sementara Iik masih perjalanan menuju Jogja naik motor. 

Sementara menunggu waktu penukaran tiket dan kedatangan Iik, kami berlima tentu saja saling melepas rindu dengan ngobrol ngalor ngidul dan misuh-misuh sesuka kami. Tak lupa makan siang dan sambil istirahat dulu mengisi tenaga sebelum konser dimulai. 

Pukul 14.00 WIB, Moyo dan Arlando memutuskan untuk menukar tiket, sementara saya dan Vina memutuskan untuk membeli makan, sementara kami membiarkan Desok golar-goler di hotel.

Pukul 16.00 WIB, saya, Moyo, dan, Arlando pun sudah berangkat ke venue konser untuk antre open gate, biar bisa dapet tempat nonton yang deket sama panggung. Di venue pun kami sudah bertemu dengan beberapa teman-teman dari Teman Tulus Jogja dan juga Solo. Saat itu, menunggu waktu open gate adalah hal yang cukup menyebalkan karena saya anaknya nggak sabaran. Eh, sekarang saya malah merindukan sekali momen-momen kecil kayak gitu.

Pukul 18.00 WIB akhirnya penonton pun sudah bisa masuk ke dalam venue konser, tapi acara baru akan dimulai pukul 19.00 WIB. Sementara jam segitu Vina dan Desok baru berangkat ke venue karena sengaja menunggu Iik yang akhirnya sampai di Jogja sekitar pukul 17.30 WIB. 

Sore itu saya sudah exicited banget buat nonton konser ini, saya sudah membayangkan betapa nikmatnya bisa terapi lewat Mantra Mantra-nya Kunto Aji dan dibikin nyaman sama lagu-lagunya Tulus. Ketika acara hampir dimulai, Desok, Vina dan Iik sudah sampai di venue. Tapi mereka mencar karena Vina membeli tiket untuk penonton yang duduk, sementara Desok dan Iik di belakang area penonton yang berdiri karena sedang menunggu kabar dari manajernya Tulus karena anak-anak admin ini sebenernya minta ketemuan sama Abang Tulus. 

Untuk rencana itu, saya sempat dilema karena saya sendiri nggak mau ketinggalan Kunto Aji karena di rundown yang pertama manggung itu The Adams, dilanjut Mas Kun, baru Abang Tulus di puncak acara. Karena berdasarkan tradisi sebelum-sebelumnya, anak-anak fanbase akan diizinkan untuk ketemu abang itu pasti beberapa saat sebelum dia naik panggung. Dan malam itu Desok pun juga mencoba meyakinkan kita semua para admin.

"Ayo mumpung admin-admin di sini semua, abang pasti seneng bisa ketemu kalo kita lumayan komplit gini, di luar Jakarta pula," kata Desok yang mencoba menggoyahkan iman saya. 

SAYA PENGIN KETEMU ABANG, TAPI NGGAK MAU KETINGGALAN KEKHUSYUKAN TERAPINYA MAS KUN. GIMANA DONG, HEI, ESMERALDA. 

Hingga akhirnya, untuk pertama kalinya dalam sejarah kebucinan saya ke Abang Tulus, malam itu saya menolak untuk ikut temen-temen admin lainnya untuk ketemu abang di backstage. 

UNTUK PERTAMA KALINYA SAYA BISA MENOLAK AJAKAN UNTUK KETEMU ABANG. SUNGGUH SEBUAH PRESTASI. 

Ternyata keputusan saya ditemani Moyo yang juga menolak ajakan itu karena saat konser, posisi saya dan dia sudah sangat-sangat dekat dengan panggung dan pasti merasa kesulitan untuk keluar dari kerumunan penonton di tengah-tengah acara nanti.

***

Pukul 19.00 WIB, acara pun dimulai dan penonton disambut dengan MC Virtual yang ada di layar. Yap, malam itu tidak ada MC sungguhannya, Carousel menggunakan karakter kartunnya untuk memandu acara tersebut.

Hehe. MC virtual. Apakah itu sudah pertanda bahwa bulan-bulan berikutnya hidup akan lebih banyak dilalui dengan virtual karena adanya virus bangsat ini? Wow, mindblowing dan sebuah konspirasi ini pasti.

The Adams menjadi penampil pertama malam itu. Karena saya bukan anak edgy dan indie yang ndakik-ndakik, malam itu saya cuma bengong nontonin The Adams karena nggak ada satu pun lagu mereka yang saya tahu. 

Tapi untuk menghargai penampilan mereka, saya mencoba menikmati semua lagu-lagu yang mereka bawakan malam itu dan saya menyadari, ternyata lagunya The Adams enak-enak juga. Sayang sekali malam itu kok lagu 'Lost Stars' enggak dibawain. 

HEH. 

ITU BEDA ADAM YA BAMBANG.

*oke maap*

Setelah bengong sekitar 45 menit, akhirnya yang ditunggu-tunggu bakal tampil. Mas Kuuunnnnnnn!

Karena album Mantra Mantra, Mas Kun berhasil membuat saya bucin dengannya dan selalu berusaha untuk tidak pernah melewatkan konser dia di mana pun selama saya masih bisa menjangkaunya. 

Saat itu, saya terakhir nonton Mantra Mantra Live itu bulan Desember 2019 dan merupakan konser tunggal pertamanya Mas Kun juga. Konser yang saat itu bertajuk Mantra Mantra Live++ digelar di Hall Basket Senayan, Jakarta. Ceritanya bisa dibaca di sini lho>>> Konser Mantra Mantra Live ++ Kunto Aji Jakarta.

Mas Kun!!!
Mas Kun! - Dok. Pribadi


Senang sekali rasanya bisa melihat Mas Kun lagi malam itu, apalagi dia pribadi yang ramah dan suka senyum juga kayak Abang Tulus. Malam itu, energi saya membuncah lagi ketika melihat sosok dan senyumannya yang melebar di wajahnya. 

Saat Mas Kun tampil, seperti biasa saya pun mendengarkan dan menyanyikan semua lagu-lagunya dengan khusyuk, Mantra Mantra Live ini bener-bener seperti terapi yang bisa menguliti semua benteng pertahanan dirimu sendiri. Mantra Mantra Live selalu membantu saya untuk mencari apa masalah dan mencoba untuk mencari solusinya. Walau kadang nggak menemukan solusinya, dengan Mantra Mantra Live, saya selalu merasa tidak pernah sendirian di dunia ini. 

Dan ya, saya akan selalu menangis ketika Pilu Membiru dibawakan Mas Kun. Kalo udah dengerin lagu ini, mata saya udah kayak keran yang kebuka. Air keluar begitu deras dan sulit banget untuk dibendung. 

Tapi setiap Mantra Mantra Live, Mas Kun selalu minta penontonnya untuk merasakan semua perasaan yang muncul saat konser dan meminta penontonnya untuk membiarkan kita semua mengizinkan rasa itu hadir di situ. Gila kan. :')))))

Pilu Membiru selalu berhasil mengeluarkan emosi yang selama ini saya pendam sendirian, itu sebabnya saya selalu menangis sejadi-jadinya kalo lagu ini dimainkan. Lagu ini membantu saya mengeluarkan residu-residu negatif yang selama ini saya pendam sendiri. 

Setelah dikuliti Pilu Membiru, Mas Kun juga selalu berhasil menenangkan penontonnya dengan melanjutkan membawakan lagu Rehat setelahnya. Dan ya, setiap selesai menangis karena Pilu Membiru, saya selalu merasakan rasa nyaman dan hati yang menghangat ketika Rehat mulai dimainkan.

Woa, daebak, Mas Kun!

Ci gemez
Ci gemez - Dok. Pribadi


Ketika sedang khusyuk sama Mas Kun, Arlando yang daritadi di samping saya pun izin mundur ke belakang karena udah diajak Desok untuk ketemu abang. Sementara Moyo juga mundur ke belakang karena udah nggak kuat berdiri. Mereka meninggalkan saya yang masih berlinang air mata bersama dua temen dari fanbase Teman Tulus Solo yang kebetulan ketemu di situ juga. 

Sebelum selesai, Mas Kun masih membawakan beberapa lagu dan ditutup dengan lagu 'Bungsu' yang lirik lagunya memang menjadi tamparan bagi sejuta umat. 

"Cukupkanlah ingatanmu, relakanlah yang tak seharusnya untukmu. Sebelum kau menjaga, merawat, melindungi, segala yang berarti. Yang sebaiknya kau jaga, adalah dirimu sendiri~~~"

Ya, kalo lagu itu udah berkumandang, beban yang ada di hati itu kayaknya pergi semua, lepas entah ke mana. Walaupun setelah itu bakal balik lagi sih. Tapi setidaknya Mantra Mantra Live selalu bisa menenangkan saya sejenak. 

Mas Kun turun panggung, muka saya udah berantakan karena nangis sekaligus lega, tinggal nunggu dibikin bahagia sama Abang Tulus di puncak acaranya. 

Waktu krunya abang lagi siap-siap check sound, tak disangka, tak dinyana, Desok tiba-tiba nyempil dari pager di depan panggung dan manggil saya sambil ngasih tiket all access. 

"Mbak Bulan, woy, mbak! Mau masuk sini nggak, ayo sini bisa, nih pake tiket ini, cepetan sini, anak-anak udah di sini semua!" teriak dia yang awalnya saya calo tiket karena venue udah gelap.

From this
From this - Dok. Pribadi
To this
To this - Dok. Pribadi


Akhirnya, saya langsung tancap gas mundur dari barisan penonton dan cari gate masuk ke area dalam panggung. Sempet panik karena abang udah mau mulai nyanyi, tapi syukur alhamdulillahnya saya bisa masuk tepat sebelum abang naik panggung.

Di area panggung, saya disambut Moyo, Iik, dan Arlando yang khawatir saya panik telpon mereka karena sempet nggak nemu gate dalam panggungnya. Tak hanya bertiga, saya juga kemudian disambut oleh Desok dan Hanzel, salah satu fansnya Abang Tulus dari Semarang yang beruntung diajak ketemu abang untuk menggantikan saya dan Moyo. Setelah menemui mereka, perasaan saya berubah jadi seneng banget karena saya cuma berjarak satu meter dari panggung woy!

Saking deketnya, saya bisa aja narik-narik Tulus sampe jatuh ke pelukan saya. 

Eh. 

Gimana.

Hehe.

Sebenernya, nonton di area dalam panggung atau istilah kerennya di area media pit kayak gitu bukan pengalaman yang pertama bagi saya. Soalnya, kalo saya bisa di area media pit seperti itu gitu artinya saya lagi kerja jadi tukang poto buat cover artikel saya sendiri. Xixixi. Tapi malam itu beda, karena saya nontonnya bareng-bareng temen-temen kesayangan saya. 

   
Woy sedeket ini!!!
Sedeket ini woy! - Dok. Pribadi


Saat itu, saya bener-bener udah nggak bisa mendeskripsikan gimana bahagianya saya bisa sedekat itu sama abang dan juga baru aja selesai terapi Mantra Mantra Live. Luar biasa seneng malam itu. 

Dan ketika abang sudah naik panggung, saya nggak bisa berhenti tersenyum selebar mungkin karena bisa nyanyi bareng sama Abang Tulus kesayangan. 

Malam itu saya menyanyi sepuasnya, sekeras mungkin yang saya bisa, bernyanyi seolah tidak ada beban dan masalah hidup yang menghampiri. Saking bahagianya malam itu, saya bener-bener menikmati konser sampai nggak mendokumentasikan apapun kecuali hanya foto. Saya tidak merekam apapun dan memilih menyimpan ponsel di kantong celana. 

Senyum saya semakin lebar ketika di sela-sela menyanyi, saya bisa eye contact dengan abang. Dan seperti menyadari dan ingat siapa saya, dia melihat saya agak lama lalu senyum ditambah dadah-dadah ke arah saya.

OI HYUNG, BISA AJA NIH YA BIKIN ANAK ORANG MELELEH.

NGGAK KUAT AKUTU DISENYUMIN GITU HEEEEEYY. TOLONGLAH. 

Bahagianya, eye contact itu nggak sekali terjadi, tetapi beberapa kali Abang kayak emang sengaja ngeliat ke arah saya *duile pede bats dah*, dan setelah melihat ke arah saya, dia juga kayak menyisir pandangannya ke area bawah panggungnya tersebut. Seolah-olah dia memang nyari kita admin-admin yang sengaja nontonin dia malam itu. 

Nggak saya aja yang bahagia, Arlando, Moyo, Hanzel, dan Iik sama seperti saya yang juga larut dalam nyanyiannya abang. Sementara Desok malam itu sibuk jadi pengantar kado dan bunga yang dibawa penonton untuk dikasih ke abang langsung. Kami tertawa melihat tingkah Desok yang mau direpotin sama penonton. Sampe-sampe abang yang masih di atas panggung sempet nanya ke Desok.

"Bunganya masih ada lagi? Kadonya juga?" 

YEEE, ABANG TUMAN YAAA, ADA PORTER KHUSUS BUNGA DAN KADO MALAM ITU. XIXIXI.

Abang dan kembangnya
Abang dan kembangnya. Xixixi - Dok. Pribadi

Manis banget, mau nerima kembang dari fans-fansnya
Manis banget, mau nerima bunga-bunga dari fansnya - Dok. Pribadi


Begitu banyak momen manis di malam itu dan saya sungguh-sungguh menikmati penampilan abang, saya bernyanyi, saya berjoget-joget sampe peluh membasahi tubuh, saya tersenyum, saya meneriaki nama Abang Tulus. Aaaaah, sungguh menyenangkan sekali malam itu! 

Hingga akhirnya lagu 'Manusia Kuat' berkumandang yang artinya itu adalah penutup penampilan Abang Tulus, saya menggunakan kesempatan itu untuk bernyanyi sekencang-kencangnya dan kembali menatap abang dan dadah-dadah ke dia lagi, sampe akhirnya dia turun panggung. 

Aaaaaaaa, saya senang sekaliiiii malam itu. Mas Kun dan Abang Tulus bener-bener berhasil bikin saya semringah setelah nonton mereka. Rasa seneng yang bener-bener nggak bisa dideskripsiin.

Dan sekarang saya nggak nyangka kalo Carousel Concert ini jadi konser pertama dan terakhir yang saya tonton di tahun 2020 ini. Nggak nyangka kalo saya bakal kangen berat dengan segala hal yang berhubungan dengan konser.

Selama delapan bulan ini memang ada konser virtual dan saya selalu berusaha nonton kalo konser itu yang nyanyi Mas Kun dan Abang Tulus. Tapi sensasi nonton konser virtual tidak semagis nonton konser langsung. 

Saya kangen momen-momen berebut tiket ketika dijual di hari pertama, kangen berdesakan dengan penonton lain sejak antre open gate sampe di acara selesai, kangen nyanyi sekenceng-kencengnya nggak ada yang emosi, kangen joget-joget tanpa malu ada yang ngeliat, kangen suara habis ketika pulang konser, kangen after taste konser yang akan terus menjadi topik obrolan sama temen-temen yang nonton bareng, kangen ketemu Abang Tulus dan Mas Kun di belakang panggung.

SAYA SEKANGEN ITU SAMA KONSER. TAPI NGGAK SAMPE MENINGGAL. 

Tolonglah, Corona. 

Hiks. 

Selama delapan bulan ini saya menjaga kewarasan dengan nonton konser virtual, baik yang gratis maupun berbayar. Ya, lumayanlah daripada lumanyun. Aduh jokes saya udah kayak bapak-bapak, ya.

***

Setelah konser itu, saya dan temen-temen admin lainnya masih melanjutkan liburan di Jogja sampe dua hari ke depan. Di Jogja kami menghabiskan waktu bersama, main, makan, berkelana sampe bener-bener puas. 

Seneng dan bersyukur sekali kita bisa berkumpul dan liburan bareng sebelum pandemi ya, guys. Ayo kita segera kumpul lagi kalo pandemi sudah enyah dari muka bumi ini, ya. Jaga kesehatan dan tetap waras di tengah kegilaan ini. See you when I see you, again. 

Sayang-sayangnya aku
Sayang-sayangnya aku! Dok. Pribadi



Dah, ceritanya segini aja dulu, ya. Kagok juga rasanya delapan bulan nggak nulis di blog.

Ehe.

Thank you for reading and Godblessya all!

Komentar

  1. wah, 8 bulan.. lumayan emang, lama bangettt.. tp terbayar lah dengan tulisan yang bisa mengabadikan momen-momen ketemu idola dengan sangat dekat!

    BalasHapus
  2. Betul banget! Pada akhirnya kita harus berdamai dengan keadaan ini, meskipun tetap merindukan hidup yang sebelumnya, Bul. Semoga kita sehat-sehat terus, yaaa!

    BalasHapus
  3. Mba bulan, awalnya akupun mengira ini cuma berlangsung 2-3 bulan ternyata uda sampe setengah tahun. Mau gak mau demi keselamatn kita berdamai ya. Duh aku ngiri mbak bisa sedekat itu jaraknya sama babang tulus, so ganteng..

    BalasHapus
  4. Bulan, aih pengen peluk kamu siapa tahu bisa menambah lebih kuat lagi. Masa sekarang memang tak mudah ya. Bagi siapa saja.
    Dan kita harus beradaptasi dengan hal baru agar si corona ini cepat hilang.
    Semangat!
    Aku senang baca pengalaman luar biasamu kali ini. Kurasakan sekali aura bahagiamu karena menonton sedekat itu bahkan eye contact dengan Abang Tulus yang dikagumi.

    BalasHapus
  5. Kang Tulus dan Mas Kun punya musikalitas tinggi yang liriknya mampu memberikan guncangan bagi jiwa yang merasa sama kisah hidupnya dengan lagunya. tak heran banyak yang terbawa suasana

    BalasHapus
  6. Mas Kun lagu2nya apik cuma gk tau knp saya blm bisa menikmati.
    Beda ma lagu2 Mas Tulus yang hampir tiap hari nemenin playlist di leptop xixixi. Mungkin krn suaranya yang bikin saya suka. Trus liriknya tu gk menye2 berat gmn2 gtu, tapi maknanya apik :D #imho

    BalasHapus
  7. Bulan uda beberapa kali nonton konser dan aku ngiler banget baca blogmu.
    Rasanya seru yaa...bisa menonton langsung begini bersama sesama fans garis keras.
    Lelah yang terbayarkan, Bul.
    Selamaatt~

    BalasHapus
  8. Wish you okay both mentally and physically ya, Kak Bul. Memang tahun ini kurang ajar namun, kita nggak sendirian, kan :) dan untunglah ada hal2 kecil untuk bisa melepas beban sedikit seperti melihat konser2 lama. Ah sama, aku juga rindu nyanyi jelek (nyanyi jelek) di konsernya Mz Pam atau Danilla, bahkan Hindia belum keturutan. Semoga kelak menemui konser pertama abis kopid ini dengan bahagia kembali, ya :)

    BalasHapus
  9. kalau udah main ke rumah mayanya bulan, aku pasti terbawa memori waktu kuliah dulu, maniak banget sama konser hahaha, konser apa pun yang selama bintang tamunya aku suka, aku beli tiketnya, sama juga momen nyanyi kenceng, joget jogetan, keringetan,,jingkrak jingkrak, astagaaa hahaha

    syukurlah kamu bisa beradaptasi sekarang ya, awal awal wfh memang berat dan aneh rasanya. kalau kondisi kayak gini, meu pergi pergi jauhhhh juga masih repot ini itunya terkait protokol kesehatan

    BalasHapus

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata-kata yang baik, maka gue juga akan menanggapinya dengan baik. Terima kasih sudah membaca postingan gue dan blogwalking di sini. Terima kasih juga sudah berkomentar. Have a great day, guys! Godblessya!

Postingan Populer