Konser Mantra Mantra Live ++ Kunto Aji Jakarta
Mantra Mantra Live ++ - Dok: Instagram/@kuntoajiw |
Setelah melewati satu tahun dengan banyaknya konser tunggal maupun gigs kecil musisi-musisi kesukaan saya, Konser Mantra Mantra Live ++ menjadi penutup tahun 2019 ini.
Entah udah berapa duit yang saya habiskan untuk bisa nonton konser yang digelar tahun ini, mulai dari Kodaline, Ed Sheeran, Westlife, KLa Project, Rendy Pandugo, Barasuara, Tulus dan ditutup oleh Kunto Aji yang lebih akrab dipanggil Mas Kun atau Mas Aji.
Baca juga: Konser Tur Sewindu TULUS Solo
Baca juga: Konser Westlife Twenty Tour Live in Sam Poo Kong Semarang
Baca juga: Konser Ed Sheeran: Divide World Tour Asia 2019 Jakarta
Baca juga: Konser Kodaline: Politics of Living Tour 2019 Jakarta
Baca juga: Konser Tur Sewindu TULUS Solo
Baca juga: Konser Westlife Twenty Tour Live in Sam Poo Kong Semarang
Baca juga: Konser Ed Sheeran: Divide World Tour Asia 2019 Jakarta
Baca juga: Konser Kodaline: Politics of Living Tour 2019 Jakarta
Meski sangat boros demi konser-konser tersebut, saya tidak pernah menyesali keputusan nonton aksi panggung mereka semua. Karena selalu ada cerita dan kenangan yang nggak bisa saya lupain begitu aja. Pasti ada pengalaman-pengalaman baru yang saya alami ketika nonton konser.
Syukurlah saya masih jomlo, jadi nggak ada beban menyisihkan uang untuk kebutuhan rumah tangga, bayar uang sekolah, dan tagihan-tagihan keluarga pada umumnya.
Sejujurnya saya sangat senang sekali ketika Mas Kun mengumumkan akan menggelar konser tunggal, karena ini yang saya tunggu-tunggu.
Apalagi Mas Kun jarang sekali ada gigs di Solo, jadi konser tunggal adalah satu cara untuk saya melepaskan rindu untuk nyanyi dan ambyar bareng Mas Kun.
Sebelumnya, saya baru pertama kali banget nonton gigs-nya Mas Kun itu bulan Juni yang lalu. Dan dalam kesempatan pertama itu, saya bisa ketemu dan ngobrol sama Mas Kun langsung di backstage, sungguh sebuah pengalaman yang nggak akan terlupakan, cerita itu bisa dibaca di sini>>> Perjalanan Bertemu dengan Pencipta Mantra Mantra
No pic hoax katanya - Dok. Pribadi |
Saat ketemu itulah saya sempat meminta Mas Kun untuk menggelar konser tunggal dan berjanji untuk datang. Mas Kun pun menjawab segera dan tunggu aja karena memang dia ada niatan untuk menggelar konser tunggal.
Nggak butuh waktu yang lama, sekitar bulan Oktober, Mas Kun pun mengumumkan kalo dia akan menggelar konser tunggal yang dia beri tajuk 'Mantra Mantra Live ++'.
Saya yang baru sekali nonton gigs-nya Mas Kun dan udah lama menunggu momen ini tentunya seneng banget dan siap untuk ticket war sama penggemar Mas Kun lainnya.
Sempet panik gara-gara website error karena banyak yang beli kali ya, dengan kesabaran ekstra, akhirnya saya dapet tiket Konser Mantra Mantra Live ++ ini. Ihiy.
Tiket akooohhh - Dok Pribadi. |
Tiket udah di tangan tinggal nunggu hari H konsernya aja yang masih berjarak dua bulan dari penjualan tiket. Untuk konser kali ini, saya ditemani sahabat saya, Tiya, yang udah berhasil saya racuni dengan lagu-lagunya Mas Kun. Sama seperti saya, album Mantra Mantra ini cukup berpengaruh di hidupnya.
Sungguh, bener-bener nggak sabar saya untuk terapi bareng Mas Kun. Uwuwuwu.
***
Menjelang hari H, perasaan saya campur aduk antara seneng, excited, dan nggak sabar. Bahkan beberapa sebelum konser digelar, saya dan Tiya punya ide untuk memberikan bunga buat Mas Kun, sebagai tanda terima kasih kita atas album Mantra Mantra yang punya pengaruh besar di hidup kita masing-masing.
Akhirnya kita memilih untuk memberikan bunga Matahari buat Mas Kun, yang kerap jadi ikon Mas Kun di tiap tulisannya di media sosial.
Semua persiapan sudah kita lakukan jauh-jauh hari sebelum hari H konser. Termasuk saya membeli tiket kereta untuk ke Jakarta.
Untuk ke Jakarta kali ini saya berangkat dari Semarang karena tiket dari Solo yang sesuai budget saya udah habis semua.
Tiket konser, tiket kereta, ambil cuti, bunga buat Mas Kun done semua. Bener-bener tinggal dateng ke konsernya dengan damai aman dan sejahtera, semua sudah siap! Woohoo!
Semua persiapan sudah kita lakukan jauh-jauh hari sebelum hari H konser. Termasuk saya membeli tiket kereta untuk ke Jakarta.
Untuk ke Jakarta kali ini saya berangkat dari Semarang karena tiket dari Solo yang sesuai budget saya udah habis semua.
Tiket konser, tiket kereta, ambil cuti, bunga buat Mas Kun done semua. Bener-bener tinggal dateng ke konsernya dengan damai aman dan sejahtera, semua sudah siap! Woohoo!
***
The Day, 18 Desember 2019
Dan yah, namanya juga hidup ya, kayaknya nggak seru kalo nggak ada drama.
Meski udah persiapan secara matang, tetep ada aja drama yang dateng sebelum hari H konser.
Seperti saya yang lumayan kaget karena H-14 konser, saya diikutkan pelatihan editorial di kantor selama sembilan hari dan selesainya tepat tanggal 18 Desember 2019.
Di situ mulai galau, di satu sisi saya udah ngebet banget mau nonton konsernya Mas Kun, di satu sisi sedih juga kalo nggak ikut acara penutupan pelatihan itu di kantor.
Akhirnya, saya harus merelakan salah satunya. Tentu saja saya merelakan acara penutupan pelatihan di kantor dan tetap berangkat ke Jakarta buat nonton konser.
YA KALI CUY, UDAH ABIS BERAPA DUIT SAYA BUAT KONSER INI. Ehem.
Masalah satu kelar dan saya diizinkan kantor untuk tidak ikut acara penutupan pelatihan tersebut.
Tanggal 17 Desember 2019, setelah pelatihan selesai sekira pukul 18.00 WIB, saya segera pulang ke Semarang sekira pukul 20.00 WIB karena nunggu hujan reda.
Sampai di Semarang pukul 22.00 WIB dan langsung istirahat karena kereta saya berangkat pukul 03.00 WIB.
Di sini nih drama kedua dimulai, saya tiba di Stasiun Tawang pukul 02.00 WIB dan segera cetak tiket kereta.
Saya yang awalnya kalem dan tenang, mendadak dibuat panik karena kok nggak bisa check in dan cetak tiket. Kenapa nich, woeeee.
Segera saya cari petugas dan bertanya kenapa saya nggak bisa check in, dan ternyata saudara-saudara...
"Mbak, ini tiketnya tanggal 17 Desember, sekarang kan tanggal 18 Desember,"
DUUUUUUAAAAARRRRRR.
KOK
BISA
BELI TIKET
TANGGAL SEGITU
*Np: Manusia Bodoh - Ada Band*
Tentu saja saya langsung panik, keringat dingin tiba-tiba mengucur, deg-degan lebih kenceng, dan bingung mau ngapain. Sebelas dua belas kek orang mau melahirkan. Ealah.
Akhirnya saya mencoba menenangkan diri dan menerima kebodohan saya dini hari itu kemudian segera mencari solusi bukan ninggalin masalah kek mantan yang pergi begitu aja pas sayang-sayangnya.
Ternyata cukup sulit menenangkan diri di saat benar-benar panik dan tidak memiliki rencana B. Sekuat tenaga saya benar-benar mencari solusi, sempat kepikiran,
"Apa aku nggak usah berangkat aja, ya?"
WKWKW.
Emang kalo panik itu solusi apapun terasa membantu sih. Tapi akhirnya ya saya disadarkan lagi dengan biaya-biaya yang sudah saya keluarkan untuk konser ini, usaha, dan waktu yang sudah habis untuk menunggu konsernya Mas Kun ini.
YHA MASAK GA BERANGKAT???? YOK BISA YOK!
Akhirnya, karena saya masih di stasiun, saya berusaha mencari tiket pengganti ke Jakarta. Makin panik lagi karena jadwalnya nggak ada yang pas untuk saya bisa hadir di konser Mantra Mantra Live ++.
Saya menenangkan diri lagi dan scroll linimasa tiket Semarang-Jakarta di Traveloka dengan hati-hati dan teliti. Alhamdulillah Puji Tuhan, ternyata masih ada kereta yang jadwalnya pas untuk saya berangkat ke Jakarta.
Cuma memang kereta kali ini kelasnya Eksekutif dan harganya lebih mahal dari tiket yang saya beli sebelumnya yang cuma kelas Ekonomi. Sempat mikir-mikir lagi. Tapi demi konser, yaudahlah, SHIKAT!
Tiket hasil kebodohan saya - Dok. Pribadi |
Tiket pengganti berangkat pukul 06.00 WIB, sementara saya sudah di stasiun sejak pukul 02.00 WIB. Akhirnya saya memutuskan untuk tetap di stasiun agar tidak membuat ibu saya kebingungan dan juga tidak boros uang ojek online.
Kemudian saya memilih untuk tidur di ruang tunggu. Karena beberapa hari sebelum konser adalah hari yang melelahkan, saya bisa tidur pulas dan untungnya bangun setengah jam sebelum jadwal keberangkatan kereta.
Yha, nggak lucu dong kalo saya masih harus ketinggalan kereta lagi karena tidur yang pulas di ruang tunggu.
Kereta saya datang, kemudian langsung duduk dan tidur lagi sampai di Jakarta. Benar-benar deh, saya emang lagi luar biasa capek dan kurang tidur karena kesibukan saya di kantor.
Pagi itu saya tidak menikmati perjalanan dengan melihat pemandangan di luar kereta di pagi hari yang syahdu ini. Saya cuma tidur, tidur, dan tidur. Kebangun cuma karena laper dan pengin pipis doang. Yasudahlah ya, nggak apa-apa, yang penting saya masih bisa ke Jakarta dan ke Konser Mantra Mantra Live ++.
Saat hening itulah, penonton kembali dikejutkan dengan hadirnya 6 pemain biola di area Tribun. Anjirlah, mereka berenam memainkan biola yang rasanya bener-bener menyayat hati gais. Mendadak suasana konser pun hati saya menjadi benar-benar sendu. Kemudian Mas Adjie juga membawakan narasi yang ia bawakan di 'Pilu Membiru Experience'.
Kemudian saya memilih untuk tidur di ruang tunggu. Karena beberapa hari sebelum konser adalah hari yang melelahkan, saya bisa tidur pulas dan untungnya bangun setengah jam sebelum jadwal keberangkatan kereta.
Yha, nggak lucu dong kalo saya masih harus ketinggalan kereta lagi karena tidur yang pulas di ruang tunggu.
Kereta saya datang, kemudian langsung duduk dan tidur lagi sampai di Jakarta. Benar-benar deh, saya emang lagi luar biasa capek dan kurang tidur karena kesibukan saya di kantor.
Pagi itu saya tidak menikmati perjalanan dengan melihat pemandangan di luar kereta di pagi hari yang syahdu ini. Saya cuma tidur, tidur, dan tidur. Kebangun cuma karena laper dan pengin pipis doang. Yasudahlah ya, nggak apa-apa, yang penting saya masih bisa ke Jakarta dan ke Konser Mantra Mantra Live ++.
***
Saya tiba di Stasiun Gambir sekira pukul 12.00 WIB dan langsung ke kos-kosannya Tiya menggunakan ojek online. 18 Desember 2019 adalah weekday, maka nggak heran kalo Tiya masih kerja dan nggak bisa jemput saya di stasiun.
Setibanya di kosan Tiya, saya langsung bersih-bersih badan dan mempersiapkan diri menuju ke konser. Oh iya, sebelumnya di kereta saya sempat menghubungi asistennya Mas Kun yang bernama Mas Donny untuk izin ketemu dan memberikan bunga.
Namun, karena tampaknya Mas Kun sangat sibuk buat konser tunggal perdananya itu, Mas Donny tidak bisa menjanjikan saya dapat bertemu Mas Kun. Tidak mengapa, semoga ada cara lain supaya saya dan Tiya bisa memberikan bunga buat Mas Kun.
Pukul 15.30 WIB saya berangkat menuju kantornya Tiya naik ojek online lagi karena kita mau berangkat bareng dan Tiya sudah bawa bunga pesanan kita yang mau kita kasih ke Mas Kun. Pukul 16.00 WIB kita pun berangkat ke venue konser dan udah nggak sabar banget buat terapi bareng sama Mas Kun.
Pukul 16.38 WIB kita sampai di Hall Basket Senayan. Meski open gate pukul 17.00 WIB, suasana venue udah rame dan antrean penonton untuk masuk venue udah mengular panjang banget. Saya dan Tiya lumayanlah dapet antrean yang nggak jauh-jauh amat dari gate-nya. Saat open gate, saya sempat menyalami Mbak Dewi, istrinya Mas Kun yang lagi ada di luar venue menyapa tiga teman yang ada di video musik 'Pilu Membiru'. Saya menyapanya dan dia balik menyapa saya dengan ramah, meski terlihat bingung dia nggak tahu siapa saya, tapi tetap benar-benar ramah saat saya menyalaminya. Uwu, ya.
Antrean sangat rapi dan tertib, saat gate udah saatnya dibuka, antrean pun tetap rapi sambil menunggu pintu venue utamanya benar-benar dibuka. Sembari menunggu, saya kemudian mencari booth merchandise. Nggak afdol rasanya dateng ke konser kalo nggak beli merchandise.
Ternyata antrean booth merchandise juga udah panjang banget. Yaudah, ikut antreannya dengan anteng. Eh, nggak lama pintu venue utamanya dibuka dan para penonton udah berhamburan masuk. Saya yang masih antre buat merchandise sempet panik lagi karena Tiya saya tinggal sendirian. Saya WhatsApp dia buat fotoin dapet tempat di mana biar nanti bisa saya susul. Merchandise sudah saya dapat, kemudian saya langsung masuk venue.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB yang tandanya 2 jam lagi konser akan dimulai. Sambil menunggu, para penonton di area Festival pun duduk lesehan rame-rame. Saya yang sudah nyusul Tiya pun juga mencoba menghabiskan waktu 2 jam yang terasa amat lama itu dengan mengobrol sambil senyam-senyum sendiri ngeliat bunga yang kita bawa malam itu.
Yang menyenangkan dari konsernya Mas Kun ini adalah, meski kita masih menunggu konser dimulai, tapi penonton dikasih visual menit-menit menjelang konser yang berisi pesan. Visual kayak gini muncul tiap 15 menit sekali.
Uwuwu - Dok: Tiya |
Sekira pukul 19.00 WIB itu para penonton di area Festival sudah berdiri semua untuk siap memulai konser. Saya dan Tiya pun semakin deg-degan dan nggak sabar untuk konser itu. Dengan menggotong bunga buat Mas Kun saya siap terapi bersama Mas Kun!
Lumayan susah juga ya membawa bunga di area konser dan menjaganya tetap cantik. Untuk bunga memang saya yang membawanya karena postur tubuh saya yang lebih tinggi dari Tiya, sehingga kemungkinan di-notice Mas Kun akan lebih besar.
Ada yang lucu dari menunggu konser ini, saat para penonton sedang tenang, tiba-tiba dibuat rame karena Badha, anaknya Mas Kun tiba-tiba lari-larian muncul di atas panggung, mana dadah-dadah ke penonton lagi. Gemesh banget dah!
Gara-gara Badha, suasana venue konser jadi ceria dan menghangat. Hihi.
***
TENG! Pukul 20.00 WIB, konser akan dimulai!
Sebelum Mas Kun keluar, para penonton dikasih visual yang lagi-lagi bikin geleng-geleng kepala dan menyadarkan diri kita sendiri. Belum apa-apa saya udah monanges aja gais.
Aiishhhhhh - Dok: Tiya |
"Belum mas, saya belum rehat beberapa hari ini. Terima kasih sudah mengingatkan," jawab saya dalam hati begitu visual di atas itu muncul.
Visual itu membuat saya flash back dan mengingat kalo saya emang benar-benar belum rehat sama sekali. Saya ingat sekali kamar kosan saya tinggal dalam keadaan berantakan, belum sempat saya rapikan karena kesibukan di kantor dan persiapan berangkat ke konser.
Saya ingat, ketika H-2 konser, saya curhat dan menangis ke Tiya karena tiba-tiba saya teringat dengan seseorang di masa lalu saya. Tiba-tiba saya kangen orang itu dan jadi emosional banget. Tiya pun sempat menenangkan saya dan mengatakan mungkin karena saya yang sedang kelelahan makanya jadi lebih sensitif daripada biasanya.
Melihat visual tersebut, hati saya hangat dan tersenyum lebar. Ayo Mas Kun, saya siap terapi bersamamu. :')))
"Cukupkanlah, ikatanmu. Relakanlah yang tak seharusnya untukmu. Cukupkanlah, ikatanmu. Relakanlah yang tak seharusnya untukmu,"
Lagu 'Sulung' pun berkumandang setelah visual terakhir itu muncul. Senyum saya semakin lebar dana tak lama Mas Kun keluar, bersama para penonton kita menyanyikan lagu itu sampai habis.
Malam itu, saya melapangkan diri saya untuk konser Mantra Mantra Live ++, apapun yang terjadi, terjadilah. Jika ingin menangis, menangislah. Saya berada di tempat yang tepat dan bersama orang terdekat saya. Whatever will be, will be.
***
Daaaannn gaiiisss, Konser Mantra Mantra Live ++ ini gilaaaa asli paraaaah siiiiiihhh. Bener-bener gila banget!
Gimana nggak gila, selama 2 jam secara intens perasaan dicampur aduk macam adonan martabak. Benar-benar udah nggak kebentuk ini mulai dari perasaan sampe muka. Kacau semuaaaa tapi lega parah. Rasanya, saya benar-benar meninggalkan beban saya selama ini di Basket Hall Senayan malam itu.
Konser ini dibagi menjadi 4 Phase yang penjelasannya bisa kalian baca di Instagram-nya Mas Kun. Setiap Phase memiliki tujuan, fungsi dan visualnya masing-masing. Penonton benar-benar dibuat fokus dan masuk ke konser itu lebih dalam lagi dan lebih personal. Penonton diajak untuk larut dalam 4 Phase tersebut.
Menurut pemahaman saya, Phase 1 itu adalah masa-masa saat diri kita sendiri menyadari bahwa ada banyak hal yang mengecewakan kita, tekanan dan permasalahan hidup yang kita punya dibongkar semua di sini dan diwakilkan dengan lagu 'Jakarta Jakarta', 'Konon Katanya' dan 'Akhir Bulan'.
Berlanjut ke Phase 2, yang mindblowing banget karena adanya Mas Adjie Santosoputro di atas panggung yang mengajak kita untuk menenangkan diri dan menerima segala kekurangan kita.
"Setiap kali ditanyakan apa kabar, kita otomatis menjawab dengan kabar kita baik. Saking otomatisnya kita jadi tidak jujur dengan apa yang kita rasakan. Kita merasa asing dengan diri kita sendiri. Konser ini menggunakan musik sebagai media untuk menemani kita dalam mengenali dan menyadari pentingnya kesehatan mental. Untuk itu teman-teman semua diajak untuk memberikan ruang pada diri sendiri sehingga bisa menerjemahkan dan merasakan ramuan mantra dari konser ini," kata Mas Adjie.
"Memberi ruang-ruang bagi segala rasa yang datang itu bukan untuk dilawan dan dikendalikan. Perasaan itu bukan batasan yang seenaknya mengendalikanm untuk pulih perasaan hanya perlu kita jadikan teman. Jadi kalau selama ini ada pihak yang mudah marah, tanpa disadari penyebabnya adalah kebencian terhadap diri sendiri,"
"Lewat konser ini kami berikan uluran tangan untuk menemui ketakutan-ketakutan perihal masa depan yang bercampur aduk antara harapan dan kenyataan. Karenanya kami sangat berbahagia teman-teman semua bersedia hadir malam ini, untuk merayakan penerimaan utuh, dengan apa adanya diri ini," tutupnya.
Phase 2 diwakilkan dengan lagu 'Saudade', 'Topik Semalam' dan 'Amatiran'
Phase 1 dan 2 Mantra Mantra Live ++ - Twitter @kuntoajiw |
Phase 3, penonton dibuat merasa sangaaaat nyaman. Dan saya benar-benar merasakan kenyamanan itu, enggak tahu kenapa. Meski di Phase 2 mata saya udah mulai berair saat 'Saudade' dibawakan, di Phase 3 hati saya menghangat begitu saja. Di Phase 3 ini saya banyak menunduk dan memejamkan mata serta memeluk bunga matahari yang saya bawa saat menyanyikan semua lagunya. Saya benar-benar membiarkan diri saya melebur menjadi satu dalam rangkaian konser yang dibuat oleh Mas Kun.
Di sela-sela Phase 3 inilah, Mas Kun baru menyapa para penonton yang hadir. Saat menyapa itu pun Mas Kun tampak terbata-bata dan terharu. Dia menahan tangisnya di atas panggung dan membuat suasana konser semakin mellow parah. Meski mellow, saya merasa semua elemen baik dari para pemusik di atas panggung maupun penonton, semuanya saling menopang.
"Selamat malam teman-teman. Hari ini adalah yang bisa saya persembahkan untuk kalian. 11 tahun saya menunggu momen ini. Terima kasih sudah menjadi bagian dari sejarah saya. Semoga konser ini bisa menjadi terapi musik bagi kalian dan lagu-lagu saya bisa menemani apa pun kondisi kalian untuk merasa lebih baik lagi," kata Mas Kun.
Phase 3 diwakilkan dengan lagu 'Gema' 'Ekspektasi', 'Mercusuar', 'Pengingat' dan 'Rancang Rencana'
Phase 4, phase yang paling kacau di Konser Mantra Mantra Live ++ ini. Terdengar voice over Mas Kun yang mengatakan bahwa di Phase 4 adalah 'Mantra Mantra Live ++ Experience'. Narasinya persis dengan 'Pilu Membiru Experience'.
"Setiap orang pernah merasakan yang namanya kehilangan. Beberapa orang melewatinya dengan penuh perjuangan. Lewat lagu ini saya ingin merefleksikan apa yang saya dapat di sesi konsultasi saya bersama para profesional. Bagaimana kita tidak lari dari masa lalu, bagaimana kita menghargai pertemuan dan akhirnya bisa tersenyum pada kenangan," kata Mas Kun.
"Semoga visual dan experience yang kami buat bisa menyampaikan nilainya dengan baik, bersama Adjie Santosoputro, ini dia Mantra Mantra Live ++ Experience" tutupnya.
Mas Adjie Santosoputro kembali hadir dan mengajak kita semua untuk hening sejenak sebelum lagu selanjutnya dimulai.
Phase 3 dan 4 Mantra Mantra Live ++ - Twitter @kuntoajiw |
Saat hening itulah, penonton kembali dikejutkan dengan hadirnya 6 pemain biola di area Tribun. Anjirlah, mereka berenam memainkan biola yang rasanya bener-bener menyayat hati gais. Mendadak suasana konser pun hati saya menjadi benar-benar sendu. Kemudian Mas Adjie juga membawakan narasi yang ia bawakan di 'Pilu Membiru Experience'.
"Ada setumpuk masa lalu yang kita sesali. Seharusnya dulu kan aku ngomong begini, seharusnya waktu itu aku nggak berbuat begitu. Dari satu seharusnya, ke seharusnya yang lain. Dengan melonggarkan mengharuskan hidup agar sesuai ingin, akan memperluas ruang kita untuk ikhlas menerima kenyataan,"
Tak lama 'Pilu Membiru' pun berkumandang.
UDAH NGGAK BISA SOK-SOKAN KUAT, YHAAAA TANGIS SAYA PECAH KETIKA LAGU INI DIBAWAKAN. BANGSAAAAATTT.
Saya terdiam, membiarkan air mata begitu deras mengalir di pipi saya sambil memeluk erat lagi bunga yang saya bawa. Membiarkan 'Pilu Membiru' mengerjakan tugasnya untuk membuat pendengarnya lega dan plong.
Begitu 'Pilu Membiru' selesai dibawakan dan suasana konser udah kayak KKR umat Kristiani yang hampir semuanya menangis, Mas Adjie pun mengajak kita semua untuk meditasi sejenak. Sementara Mas Kun memainkan alat musik yang saya nggak tahu apa itu namanya.
Mz Kun! - Dok. Pribadi |
Ia mengajak semua penonton baik yang di Tribun maupun Festival untuk duduk dan memejamkan mata. Meditasi ini pun dibagi menjadi tiga bagian.
Bagian pertama penonton diminta untuk mendoakan orang tercinta yang sudah lama tidak bisa bertemu atau ingin sekali untuk bertemu dengan orang itu. Tangisan mulai terdengar kencang sodara-sodara.
Bagian kedua, penonton diminta untuk mendoakan orang tercinta yang masih bisa kita temui, orang tercinta yang masih ada hingga saat ini. Tangisan penonton dan saya pribadi semakin terdengar sangat kencang.
Bagian ketiga, penonton diminta untuk mendoakan, memuji, meminta maaf, dan memeluk diri sendiri karena sudah berhasil melewati apapun yang terjadi selama hidup ini. Pada bagian ini suasana konser udah benar-benar kayak ESQ menjelang ujian nasional itu.
SEMUANYA MENANGIS TANPA TERKECUALI.
Tangisan semakin meronta-ronta saat Mas Adjie meminta penonton untuk memeluk orang terdekat atau teman yang diajak nonton konser saat itu. Malam itu, tanpa ada rasa malu, tangis saya benar-benar pecah lagi saat memeluk Tiya, begitu juga tangisannya di pelukan saya.
Mz Kun! - Dok. Pribadi |
Gila, saya mengetik saat ini pun masih terasa vibes meditasinya. Benar-benar mengharukan pun melegakan.
Saat tangisan mereda, Mas Adjie melanjutkan narasinya.
"Yang berlalu, yaudah berlalu. Selalu tak ada kabar baru dari masa lalu. Hal-hal yang kita rasa belum selesai di masa lalu, ada kalanya hanya bisa kita selesaikan berbekal niat kita untuk memaafkan diri kita sendiri. Berucap terima kasih atas apapun yang telah terjadi. Semuanya, sudah tertata rapi,"
Kemudian Mas Kun melantunkan 'Rehat' sebagai penutup konser. Wah ya jelas, tambah ambyar saya ketika menyanyikannya sambil merangkul Tiya dan membiarkan lantunan lagu itu meresap di pikiran dan hati saya.
"Tenangkan hati, semua ini bukan salahmu. Jangan berhenti, yang kau takutkan tak akan terjadi,"
"Yang dicari hilang, yang dikejar lari, yang ditunggu yang diharap, biarkanlah semesta bekerja untukmu,"
"Tenangkan hati, semua ini bukan salahmu. Jangan berhenti, yang kau takutkan tak akan terjadi,"
"Yang dicari hilang, yang dikejar lari, yang ditunggu yang diharap, biarkanlah semesta bekerja untukmu,"
Phase 4 ditutup dengan 'Rehat' agar penonton bisa merefleksikan semua yang pernah terjadi di kehidupan kita dengan tenang dan kembali memunculkan perasaan, 'it's okay not to be okay, we are only human'.
Phase 4 mengajak penonton untuk beristirahat dari segala peliknya kehidupan kita. Mengajak penonton untuk merelakan dan mengikhlaskan apapun yang sudah terjadi dan yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita.
Phase 4 mengajak penonton untuk beristirahat dari segala peliknya kehidupan kita. Mengajak penonton untuk merelakan dan mengikhlaskan apapun yang sudah terjadi dan yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita.
Setelah perasaan berkecamuk diaduk-aduk dari awal hingga akhir konser, penonton benar-benar ditenangkan kembali dengan lagu 'Rehat' ini. Saya masih tetap menangis, meski nggak seheboh waktu 'Pilu Membiru' dan meditasi dilakukan. Saya masih tetap menangis, tapi di sisi lain saya juga merasa begitu lega, sangat lega! Saya merasa meninggalkan semua beban saya di Hall Basket Senayan malam itu. Saya benar-benar merasa dikupas dan ditelanjangi oleh Konser Mantra Mantra Live ++. Gila emang, ya.
***
Di Konser Mantra Mantra Live ++ Mas Kun tidak banyak berbicara dan menjadi pemeran utama dalam terapi massal di konsernya. Meski tak banyak bicara, Mas Kun berhasil banget menyeret penonton masuk ke dalam dunianya malam itu.
Konser Mantra Mantra Live ++ berhasil membawa penontonnya menyelami dirinya sendiri dan bersahabat dengan perasaan apapun yang muncul dalam diri tiap penonton selama konser.
Dan untuk pertama kalinya, saya bisa amat sangat konsen untuk menonton sebuah konser tanpa ada rasa-rasa ingin mengeluarkan HP untuk mengabadikan momen konser ini. Tak heran kalo dokumentasi saya untuk konser ini sangatlah sedikit, bahkan saya hanya merekam satu lagu aja. Sisanya, saya benar-benar melebur dalam konser ini.
Bahkan di konser ini terbilang sedikit banget penonton yang angkat-angkat HP untuk mendokumentasikan konser. Banyak yang juga benar-benar konsentrasi ke konser.
Dari semua konser yang pernah saya datangi di tahun 2019, Mantra Mantra Live ++ adalah konser paling niat untuk menyenangkan, menemani, menenangkan, menyembuhkan penontonnya. Mulai dari konsep konser, visual, suara yang sangat jernih didengarkan, kejutan-kejutan yang diberikan kepada penontonnya, semuanya ciamiiiikk! Gila benar-benar gila.
Sedemikian rupa Mas Kun memerhatikan penontonnya agar benar-benar menikmati konser sebagaimana mestinya.
Hingga saya lupa mau memberikan bunganya dengan nitip ke penonton di depan dan akhirnya menitipkannya ke seorang crew saat konser selesai. Semoga bunga itu sudah sampai di tangan Mas Kun dan membaca pesan dari saya dan Tiya.
Meski tidak bisa memberikan bunganya secara langsung, Bunga Matahari kita sepertinya sudah di-notice Mas Kun dan di-upload di Instagram-nya.
Meski tidak bisa memberikan bunganya secara langsung, Bunga Matahari kita sepertinya sudah di-notice Mas Kun dan di-upload di Instagram-nya.
Bungaku dan Tiya - Instagram @kuntoajiw |
Konser Mantra Mantra Live ++ berakhir, saya dan Tiya tak banyak bicara saat keluar venue. Mungkin after taste konser yang masih kuat membuat kita berdua masih menyelami diri sendiri. Malam itu, saya hanya bisa berterima kasih ke Tiya karena sudah menjadi sahabat yang baik selama kita kenal dan mau diajak nonton konser tunggalnya Mas Kun.
Serta, gara-gara Mas Kun, kita berdua jadi saling berpelukan di konser, sesuatu yang jarang sekali kita berdua lakukan sejak kenal dari tahun 2012. Gara-gara Mas Kun, saya ingin menjadi orang yang lebih jujur dengan diri sendiri, terutama soal perasaan dan juga jujur dengan orang-orang terdekat saya.
Gara-gara Mas Kun, saya ingin lebih kerap memberi waktu untuk diri sendiri untuk tumbuh dan berkembang.
Jika ada kata yang lebih mulia dari terima kasih, saya ingin mengucapkan hal itu ke Mas Kun.
Entah sudah berapa kali saya menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya ke Mas Kun karena sudah menjadi bagian dari support system-ku. Album Mantra Mantra ini membantu saya menjadi lebih baik lagi dan mau untuk menyembuhkan diri sendiri. Nggak ngerti lagi dengan kebaikan Mas Kun ini.
Saya hanya bisa mendoakannya agar Mas Kun selalu diberikan kesehatan dan berkat yang melimpah karena misinya yang luar biasa baik untuk para pendengarnya. Karya yang dari hati akan selalu menyentuh hati yang lain. Saya hanya bisa mendukung karya-karya Mas Kun selanjutnya setelah Mantra Mantra ini. Saya bukan fansnya Mas Kun, saya hanya orang yang tertolong oleh karyanya dan respect terhadap apapun yang Mas Kun kerjakan saat ini dan ke depannya nanti.
Terima kasih Mas Kun, terima kasih, terima kasih, terima kasih. Semoga berkenan menjadi salah satu sosok yang berhasil mengubah hidupku. Semoga kita, atau lebih tepatnya saya, masih diberi waktu dan kesempatan untuk terus support Mas Kun dan berjumpa serta mengobrol lebih banyak suatu saat nanti. Saya biarkan semesta bekerja untuk saya. :)
Terima kasih banyak Mas Kun.
Much Love
Natalia Bulan R P
Surakarta, 29 Desember 2019
Serta, gara-gara Mas Kun, kita berdua jadi saling berpelukan di konser, sesuatu yang jarang sekali kita berdua lakukan sejak kenal dari tahun 2012. Gara-gara Mas Kun, saya ingin menjadi orang yang lebih jujur dengan diri sendiri, terutama soal perasaan dan juga jujur dengan orang-orang terdekat saya.
Muka bengep abis nanges gais - Dok Pribadi |
Gara-gara Mas Kun, saya ingin lebih kerap memberi waktu untuk diri sendiri untuk tumbuh dan berkembang.
Jika ada kata yang lebih mulia dari terima kasih, saya ingin mengucapkan hal itu ke Mas Kun.
Entah sudah berapa kali saya menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya ke Mas Kun karena sudah menjadi bagian dari support system-ku. Album Mantra Mantra ini membantu saya menjadi lebih baik lagi dan mau untuk menyembuhkan diri sendiri. Nggak ngerti lagi dengan kebaikan Mas Kun ini.
Saya hanya bisa mendoakannya agar Mas Kun selalu diberikan kesehatan dan berkat yang melimpah karena misinya yang luar biasa baik untuk para pendengarnya. Karya yang dari hati akan selalu menyentuh hati yang lain. Saya hanya bisa mendukung karya-karya Mas Kun selanjutnya setelah Mantra Mantra ini. Saya bukan fansnya Mas Kun, saya hanya orang yang tertolong oleh karyanya dan respect terhadap apapun yang Mas Kun kerjakan saat ini dan ke depannya nanti.
Terima kasih Mas Kun, terima kasih, terima kasih, terima kasih. Semoga berkenan menjadi salah satu sosok yang berhasil mengubah hidupku. Semoga kita, atau lebih tepatnya saya, masih diberi waktu dan kesempatan untuk terus support Mas Kun dan berjumpa serta mengobrol lebih banyak suatu saat nanti. Saya biarkan semesta bekerja untuk saya. :)
Terima kasih banyak Mas Kun.
Much Love
Natalia Bulan R P
Surakarta, 29 Desember 2019
Seru juga ya cerita nonton konsernya mas. Kayaknya ngefans banget, Sampai² mas harus mempersiapkan waktu istirahat yang cukup agar waktu konser nanti semngat....
BalasHapus👍👍👍
Senangnya bisa nonton konser! Aku lihat Kunto Aji tuh dari zaman Indonesian Idol dan dia tetap aktif sampai sekarang. Salut banget dan lagu2nya juga cukup enak di telinga
BalasHapusLirik-liriknya Kunto Aji memang "mantra" ya mba. Walau ga begitu familiar, tapi baca kalimat-kalimat lirik yang diwarna kuning ini, wow..
BalasHapusAku adalah saksi yg selalu tekun mbaca postingan mbak bul tentang semua konser yg di hadiri. Tak ikut nonton tapi berasa ikut hadir karena mbak bul selalu menulis detil. Aku kagum karena mbak selalu dapat foto2 kece termasuk sama penyanyinya. Hahaha
BalasHapusYa Allah, Bulan, kamu benar-benar berjuang untuk menonton konser ini! Sampai harus beli tiket ulang, eksekutif,pula.
BalasHapusSemoga, harapanmu segera terwujud, ya. Damai selalu, dan berdamailah selalu, dengan apapun yang terasa berat. Seperti kali ini, dengan niat dan semangat, kamu berhasil!
Ini konsernya dalam banget maknanya. Kita jadi bisa lebih self love. Beruntung banget yg nonton konsernya. Bisa dapet hiburan sekaligus pencerahan ttg hidup yang tidak ringan. Ternyata Kuntoaji ga kalah keren sama Tulus ya konsernya.
BalasHapusTuhan, konsernya keren banget ini konsepnya sumpah. Tidak seperti konser biasa, konser ini benar-benar membawa kita ke sebuah meditasi sejenak. Ingin coba nonton, tapi apa daya, jadwal jaga masih menghantuiku. Ya sudahlah,
BalasHapusWohoo selalu instimewa. Mantra2... dengam segala sihirnya, kunto aji yg selalu luar boasa. Dan perjalanan yg pasti terbayar mewah ya.. kenanagan yg tak akan hilang dalam bentang ingatan ya.. keren
BalasHapuskak Bulan, ku salut dengan dirimu yang selalu memanage setiap konser yang mau ditonton, baik dari segi biaya maupun waktu. Selalu ada celah dan cara yang bisa dimanfaatkan. Paling sukanya juga, kak Bulan selalu menonton berdasarkan kesukaan dan paham dengan apa yang ditonton, bukan sekedar mengikuti zaman atau hanya gara gara gabut
BalasHapusBisa banget kamu yaaa...Bul, meracuni sahabat-sahabatmu.
BalasHapusUda memang bakat untuk nulis konser musik, Bul...aku suka tiap baca blogpostmu mengenai konser.
Dari aku yang ga tau sama sekali, jadi penasaran dan bisa ikut menikmati duniamu.
Seriusan neh, nonton semua konser yang digelar musisi-musisi ternama sepanjang tahun 2019? Duh, saya udah nggak nonton konser euy, mungkin masa-masa itu udah lewat kali ya.
BalasHapus