25


Somewhere with you by my side

Satu tahun lagi berhasil saya lalui hingga menginjak angka 25.

Meski terasa lebih berat dari peralihan angka 23 ke 24.

24 menuju 25 saya sungguh melelahkan dan hampir buat saya menyerah. 

24 saya penuh dengan kehilangan orang-orang tersayang.



Pun penuh dengan perjuangan, dilema, patah hati yang hebat, luka yang tak kunjung pulih, depresi, kecemasan berlebih, sedih yang tak berujung, kekecewaan, rasa percaya yang hilang dan masih banyak lagi yang membuat langkah saya tertatih-tatih. 

Saya remuk, hancur tak berbentuk. 

24 saya benar-benar mengeluarkan energi yang luar biasa, entah apa yang bisa membuat saya masih bisa bertahan sampai sekarang. 

Entah apa yang sedang Tuhan kerjakan di angka 24 saya. 

Apakah itu untuk menguji dan menguatkan saya.

Apakah itu untuk memberikan saya pelajaran. 

Apakah itu untuk membuka mata saya pun lebih berhati-hati dalam hidup. 

Yang pasti, 24 ini membuat saya kembali lagi merasakan apa itu arti sedih, kehilangan, dan juga rasa perihnya luka. 

Setelah angka 23 saya lalui dengan penuh kebahagiaan, mungkin giliran 24 untuk membuat saya lebih menghargai kehidupan, lebih kuat, dan menjadi manusia yang lebih baik daripada sebelumnya. 

Dan, ya, saya berhasil melalui angka 24 saya, meski dengan susah payah.

Meski menyadari, pada perjalanan satu tahun ini, saya masih belum bisa membuat seseorang menetap di kehidupan saya.

Meski sudah berkali-kali ada sosok yang hadir, meski sudah berkali-kali saya mencurahkan seluruh perasaan dan hati saya.

Berkali-kali saya membuat seseorang merasa nyaman, namun semuanya tak berujung pada menetap maupun bertahan.

Dan inilah yang membuat perjalanan saya lebih lelah dibandingkan saat masih di angka 23. Energi dan perasaan saya terkuras dengan orang-orang yang hadir hanya sementara.

Mereka pergi karena berbagai alasan, entah perbedaan yang ada, jarak, maupun ada hati lain yang harus dijaga.

Saya sedih, walau awalnya tak ada niatan lebih hingga bisa membuat nyaman, tapi akhirnya dia atau saya yang harus pergi.

Saya kacau, mengapa jika tak ada niatan lebih untuk menjaga semuanya, orang-orang ini harus datang dan akhirnya malah merusak hubungan pertemanan yang sudah dibangun cukup lama.

Saya kalut, ketika saya harus menghadapi kehilangan orang-orang yang saya sayangi dan tahu setelah ini tak akan ada hal yang bisa membuatnya kembali lagi.

Saya lelah, bertubi-tubi mencurahkan perasaan, namun juga bertubi-tubi merasakan rasa sakit hebat di luka yang belum sembuh, dengan kesalahan yang sama.

Saya hancur, ketika orang-orang ini sudah mendapatkan apa yang mereka mau, sementara saya ditinggal dengan kepala yang penuh tanda tanya.

Saya kehilangan diri sendiri, kembali menyalahkan diri sendiri, merasa tak berharga, dan hampir melakukan tindakan bodoh menjadi perjuangan saya untuk melewati hari-hari saya.

Saya letih, berulang kali menyayangi orang-orang yang salah dalam kurun waktu satu tahun berturut-turut.

Saya sendirian, berjuang melawan semua rasa depresi dan kecemasan yang terkadang membuat saya tak kuat menghadapinya.

Orang-orang yang saya anggap terbaik dan tepat untuk bisa menjaga dan melindungi saya, malah menjadi orang yang paling dalam menancapkan luka dan menjatuhkan saya sampai sejatuh-jatuhnya.

Perjalanan saya terasa begitu berat, dada terasa lebih sesak memendam segalanya, beban terasa lebih banyak, dan entah sudah berapa kali saya menangis hingga tak bersuara karena rasa sakit yang teramat dalam.

Terlalu banyak pertanyaan 'kenapa' dan 'apa' yang sebenarnya saya ingin lontarkan kepada orang-orang ini namun saya memilih untuk mengurungkannya.

Saya rasa mereka juga tak akan paham apa yang saya rasakan dan alami. Mereka tak akan mengerti apa saja yang sudah saya lalui dan perjuangan saya untuk menjaga diri sendiri.

Saya lelah, meski ada yang sudah tuntas dan meski kini ada masih menggantung karena belum bisa lepas sepenuhnya. 

Darinya, dari kebiasaan yang sudah berjalan, dari rasa yang masih membutuhkan dan rasa yang masih tertinggal.

Entah sampai kapan akan bertahan dan perasaan ini akan menetap, tak ingin berpisah tapi hati pun berkata sudah.

Saya lelah dan hari ini tepat di tanggal lima bulan dua belas tahun dua ribu delapan belas, saya beranjak ke angka 25.

Orang bilang, angka ini adalah angka yang sakral untuk seorang manusia. Angka yang memang cukup menguras segala hal yang ada di kehidupan.

Entah apakah angka 25 saya ke depannya akan seperti itu, saya hanya berharap 25 saya kali ini membawa saya ke kehidupan yang lebih baik.

Saya berharap angka 25, saya masih kuat untuk menjalani apa yang ada di depan saya dengan segala ujian-ujian yang diciptakan Semesta.

Saya berharap angka 25, mempertemukan saya dengan seseorang yang benar-benar tepat untuk menetap. 

Saya sudah cukup merasa lelah dengan orang-orang yang salah yang hadir hanya sementara tapi meninggalkan luka permanen. 

Saya berharap angka 25, bertemu dengan satu sosok yang membuat saya lupa dengan luka lama saya, yang membuat segala kecemasan hilang, yang bisa membahagiakan saya, membuat saya kembali tersenyum dengan perasaan yang lega, dan membuat saya kembali mempercayai apa itu cinta.

Dan yang paling penting, bertahan dengan saya selama-lamanya.

Saya sadar, di angka 25 ini, saya sudah membutuhkan 'rumah' yang bisa membuat saya kembali apapun yang terjadi. 'Rumah' yang membuat saya tetap hangat dan hidup. 'Rumah' yang bisa saya tinggali dan tempat saya bersandar selama-lamanya. Tentunya, saya juga ingin menjadi 'rumah' bagi seseorang, tempatnya berpulang setelah apapun yang terjadi padanya.

Setelah apa yang saya lalui dari 24 ke 25, saya tetap bersyukur untuk keluarga dan orang-orang terdekat yang masih ada untuk saya.

Saya berterima kasih karena satu hari ini saya menerima doa-doa baik yang luar biasa banyak dan tulus, terima kasih untuk orang-orang ini yang menyempatkan waktunya sebentar untuk mendoakan saya.

Karena memang tidak mudah untuk bisa memahami saya ini. Terima kasih untuk orang-orang lama yang memilih tetap bersama saya dan bukannya meninggalkan setelah melihat kekurangan dan kelemahan diri ini, yang tidak menyerah untuk menghadapi saya, dan sudah menjadi yang terbaik untuk kehidupan saya ini.

Yah, selamat datang angka 25. 

Semoga saya menjadi manusia yang lebih baik lagi, lebih bahagia, lebih menghargai dan menyayangi diri sendiri. 

Menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, kembali merasakan indahnya dicintai dan mencintai. 

Terima kasih 24 untuk kenangan, kesedihan, kebaikan, kebahagiaan dan semua perjuangan yang sudah kita lalui bersama.

25, saya siap ke manapun kamu membawa, kita lanjutkan perjuangan kita yang masih panjang.


Perjalanan, takdir, dan kenangan
Berselimut doa
Hangatnya akan terjaga
Di sana berdirilah engkau
Dengan senyuman dan keping harapan
Di belakang tempatmu bersandar
Tanganku terbuka
Kapan pun kau ingat pulang
                                                                                            Saudade - Kunto Aji 


Surakarta, 5 Desember 2018, 23.42 WIB.
NBRP.

Komentar

  1. Bul, semua orang berhak bahagia. Gue percaya orang-orang yang dikasih sakit sebegini hebatnya akan mendapat bahagia yang setimpal juga nanti. Percaya aja.

    Btw, selamat ulang tahun! Selamat menua, semoga tetap dewasa!

    BalasHapus

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata-kata yang baik, maka gue juga akan menanggapinya dengan baik. Terima kasih sudah membaca postingan gue dan blogwalking di sini. Terima kasih juga sudah berkomentar. Have a great day, guys! Godblessya!

Postingan Populer